Bangkalan – Tim Rukyatul Hilal dari Nahdlatul Ulama (NU) Bangkalan melaksanakan pemantauan hilal di Pantai Gebang sebagai bagian dari penentuan awal bulan Hijriyah. Namun, proses rukyatul hilal mengalami kendala akibat cuaca mendung yang mulai menutupi langit sejak pukul 17.30 WIB.
Ketua Lajnah Falakiyah PCNU Bangkalan, Ustaz Muhammad Thuba, menjelaskan bahwa kondisi cuaca berubah signifikan. Ia mengungkapkan sejak pukul 15.30 WIB langit masih cerah.
“namun menjelang pukul 17.30 WIB mendung tebal mulai menutupi langit hingga waktu Maghrib. Akibatnya, hilal tidak dapat terlihat,” ujarnya.
Meskipun demikian, antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan langsung ke pantai Gebang Bangkalan.
“Koordinasi antara pemerintahan, organisasi, pondok pesantren, serta masyarakat umum berjalan dengan baik. Alhamdulillah, banyak yang hadir untuk menunaikan fardu kifayah ini,” tambahnya.
Dari segi perhitungan hisab, ketinggian hilal di wilayah Jawa Timur cukup signifikan, tetapi elongasinya masih dalam kategori kritis.
“Secara perhitungan, harapan terbesar ada di wilayah Aceh dan Sumatera Utara. Aceh memiliki ketinggian hilal yang memenuhi kriteria, sementara Sumatera Utara hampir mencapai batas yang disyaratkan,” jelas Ustaz Muhammad Thuba.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan sekaligus Ketua MUI Kabupaten Bangkalan, KH Makki Nasir, menyampaikan bahwa pentingnya kegiatan rukyatul hilal dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ilmu falak, khususnya dalam menentukan waktu-waktu ibadah.
Terkait penentuan awal Ramadan, KH Makki Nasir menegaskan bahwa keputusan resmi tetap berada di tangan pemerintah melalui sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama RI.
“Karena ini menyangkut ibadah yang melibatkan banyak orang, maka harus ditetapkan oleh pemerintah,” jelasnya.