Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, hari ini duka mendalam dirasakan oleh seluruh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
KH Munsif Nachrawi, salah satu sosok luar biasa di balik lahirnya PMII, telah meninggalkan kita semua. Beliau berpulang pada Kamis (14/11/2024) pukul 14.40 WIB di RS Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
Berita ini menyebar cepat di grup-grup WhatsApp kader PMII, membawa rasa kehilangan yang sangat mendalam di kalangan keluarga besar PMII.
Kiai Munsif bukan hanya seorang pendiri PMII, tetapi juga seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang punya visi besar untuk mahasiswa NU. Bersama dengan 12 tokoh lainnya—seperti Cholid Mawardi, Said Budairy, M Sobich Ubaid, dan lain-lain—Kiai Munsif memperjuangkan berdirinya PMII di Surabaya pada 17 April 1960.
Beliau bercita-cita agar mahasiswa NU punya wadah yang kuat untuk belajar, berjuang, dan berkontribusi untuk negeri ini.Dalam beberapa kesempatan, beliau sering berkata bahwa kondisi politik tahun 1960 yang bergejolak menjadi salah satu alasan kuat untuk melahirkan PMII.
“Agar mahasiswa NU jangan tercecer,” begitu kata Kiai Munsif.
PMII pun lahir sebagai organisasi yang menaungi mahasiswa NU, menjadi tempat bagi para kader untuk menemukan arah perjuangan mereka.Sebagai kader PMII yang pernah melalui perjalanan dari rayon hingga komisariat, kami semua merasa sangat kehilangan.
Teladan & Jejak Perjuangan Sang Pendiri PMII
KH Munsif bukan hanya memberikan teladan, tapi juga menyisakan jejak-jejak perjuangan yang terasa nyata bagi kami yang pernah bertemu dan berdialog langsung dengannya. Beliau adalah sosok yang penuh hikmah dan ketulusan dalam menyampaikan nasihat serta inspirasi.
Doa kami semua mengiringi kepergian beliau. Semoga Allah menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya, mengampuni segala dosa, serta menerima segala amal ibadahnya.
Dan semoga PMII terus bisa membawa nilai-nilai perjuangan yang beliau tanamkan—dengan semangat untuk tetap teguh dalam prinsip, konsisten berjuang, dan selalu berpihak pada kebaikan.
Selamat jalan, Kiai Munsif. Jejak perjuanganmu akan kami lanjutkan dengan penuh cinta dan komitmen. Terima kasih atas warisan besar ini.