Rangkaian aksi ini bertujuan mendorong Aparat Penegak Hukum (APH) turun tangan menyelidiki secara serius praktik penyimpangan tersebut. Soleh menyebut bahwa potongan dana yang terjadi dalam praktik di lapangan membuat kualitas proyek irigasi menjadi sangat rendah.
“Banyak pekerjaan yang baru berjalan enam bulan sudah mengalami kerusakan. Bahkan di beberapa titik, proyek diduga tidak dikerjakan sama sekali,” imbuhnya.
Pemuda Merah Putih juga menyoroti lemahnya pengawasan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas yang menjadi salah satu leading sector program ini.
“Seharusnya BBWS Brantas menjalankan fungsi kontrol secara ketat. Namun faktanya, kami menilai mereka sangat permisif terhadap pelanggaran yang terjadi,” tegas Soleh.
Atas dasar itu, mereka menuntut BBWS Brantas dimintai pertanggungjawaban serta mendesak Kementerian PUPR dan aparat penegak hukum melakukan evaluasi dan penyelidikan menyeluruh atas pelaksanaan P3-TGAI di Madura.
Aksi unjuk rasa akan digelar secara damai dengan membawa bukti-bukti pendukung serta tuntutan yang jelas kepada pihak-pihak terkait.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat kerugian negara dan penderitaan petani akibat kebijakan yang dijalankan tanpa pengawasan serius. Sudah saatnya korupsi di sektor irigasi dibongkar hingga ke akarnya,” pungkas Soleh.