Bangkalan - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan meluncurkan Program Studi Teknologi Pangan. Langkah ini menjadi bagian penting dari kontribusi kampus negeri satu-satunya di Pulau Garam tersebut terhadap Asta Cita Presiden, khususnya cita keempat yang menekankan pentingnya kedaulatan dan ketahanan pangan nasional.
Peluncuran prodi baru itu digelar Kamis, 13 November 2025, di Aula Syaikhona Kholil Lantai 10 Gedung Rektorat UTM. Acara tersebut juga dirangkai dengan seminar nasional yang menghadirkan sejumlah pakar pangan dan gizi.
Seperti, Prof. Dr. Annis Catur Adi, M.Si dari Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Prof. Ir. Umi Purwandari, M.App.Sc., Ph.D., Dr. Moh. Fuad Fauzul Mu’tamar, S.TP., M.Si., serta Dr. Ir. Tigor Pangaribuan, Deputi Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional Republik Indonesia.
Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, menyampaikan rasa syukur atas terbitnya izin resmi Program Studi Teknologi Pangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ia menyebut bahwa hadirnya prodi ini bukan sekadar menambah jumlah program studi yang kini mencapai 34, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memperkuat kontribusi UTM terhadap pembangunan sektor pangan nasional.
Menurutnya, Prodi Teknologi Pangan akan difokuskan pada pengembangan ilmu dan teknologi dalam pengolahan hasil pertanian pascapanen agar produk pangan yang dihasilkan memiliki nilai gizi, keamanan, dan kehalalan tinggi.
“Kami ingin memastikan hasil pertanian masyarakat Madura tidak hanya dikonsumsi, tetapi diolah menjadi produk siap saji yang bernilai ekonomi dan memenuhi standar mutu,” ujar Prof. Safi’.
Ia menargetkan prodi ini mulai menerima mahasiswa baru pada tahun akademik 2026, dengan menyiapkan sumber daya dosen dan sarana laboratorium yang memadai. Prof. Safi’ optimistis, lulusan Teknologi Pangan UTM akan menjadi tenaga ahli yang berperan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengembangkan sektor pangan lokal di Madura.
Sementara itu Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, yang turut hadir dalam peluncuran tersebut, menyambut positif kehadiran prodi baru ini. Menurutnya, sektor pangan merupakan urusan strategis, tidak hanya di dunia tetapi juga bernilai di akhirat.
Ia menilai, kehadiran prodi Teknologi Pangan di UTM menjadi momentum penting untuk mengubah cara pandang masyarakat Madura terhadap sektor pertanian dan peternakan.
“Selama ini masyarakat kita masih bertani sebagai budaya, belum berorientasi ekonomi. Padahal, Bangkalan punya potensi besar sebagai pintu distribusi pangan wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Lukman berharap kehadiran UTM dengan prodi barunya dapat membantu proses pascapanen agar petani tidak lagi sekadar menjual bahan mentah, tetapi mampu menghasilkan produk olahan yang bernilai jual tinggi.
Bupati menegaskan, sektor pertanian merupakan kekuatan nyata Bangkalan yang perlu terus dikembangkan.
“Industri besar butuh waktu lama, sektor wisata juga belum siap karena masih butuh perubahan mindset. Tapi pertanian kita nyata, produk buah-buahan kita manis tanpa rekayasa. Ini potensi besar yang harus kita dorong bersama,” tutupnya.






