Lutfi menuturkan bahwa sebagian besar pesantren sebenarnya sudah memiliki unit usaha, seperti produksi makanan, pertanian, peternakan, hingga konveksi.
Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana meningkatkan kualitas produk dan memperluas daya saing usaha tersebut agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Dalam kegiatan pengukuhan itu, Hebitren Bangkalan juga memperkenalkan Pesantara, sebuah platform koperasi digital yang memungkinkan pesantren terhubung melalui sistem perdagangan berbasis open market dan closed market.
Kehadiran platform ini diharapkan menjadi terobosan penting dalam memperkuat jejaring bisnis antar pesantren, sekaligus menjadi solusi modern untuk meningkatkan efisiensi transaksi dan pemasaran.
Dengan langkah konkret ini, ekonomi pesantren di Bangkalan mulai bergerak dari potensi menuju kekuatan nyata. Kolaborasi lintas pesantren, ditopang oleh platform digital dan komitmen bersama, membuka peluang baru bagi santri untuk berperan lebih besar dalam penguatan ekonomi masyarakat.
Hebitren Bangkalan kini menjadi motor penggerak yang menjanjikan, membawa pesantren Bangkalan selangkah lebih dekat menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.







