Di Goa Potre, cerita tentang Potre Koneng kembali mengemuka, memperkuat legenda yang sudah saya dengar sebelumnya.
Pemandangan Menakjubkan dari Puncak Bukit Geger
Setelah menelusuri goa-goa, saya melanjutkan perjalanan ke puncak bukit. Anak tangga beton yang telah disediakan memudahkan saya mencapai puncak, meski tetap memerlukan usaha yang tidak sedikit.
Begitu sampai di atas, saya disambut dengan pemandangan yang luar biasa. Dari ketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut, saya bisa melihat hamparan hijau yang menenangkan mata. Angin sepoi-sepoi menambah kesejukan, membuat saya betah berlama-lama duduk sambil menikmati suasana.
Tak heran, banyak pengunjung yang memanfaatkan tempat ini untuk berkemah atau sekadar hiking bersama teman dan keluarga.
Menghidupkan Warisan Budaya dan Spiritual
Gunung Geger juga menjadi destinasi bagi mereka yang mencari ketenangan batin. Selama berada di sini, saya bertemu beberapa pengunjung yang datang untuk bertirakat.
Salah seorang dari mereka, Pak Rahman, seorang pria paruh baya dari Sumenep, bercerita bahwa ia datang ke sini untuk merenungi kehidupannya dan berdoa agar diberikan keberkahan.
“Di sini, saya merasa lebih dekat dengan Tuhan dan nenek moyang kita,” ujarnya.
Kata-kata itu membuat saya berpikir, bahwa Gunung Geger bukan hanya tempat wisata, melainkan juga ruang refleksi diri.
Tips Mengunjungi Gunung Geger
Jika Anda tertarik mengunjungi Gunung Geger, pastikan Anda datang pada pagi atau sore hari untuk menghindari teriknya matahari. Kawasan ini buka dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.
Biaya parkirnya sangat terjangkau, hanya Rp 3.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil. Bawalah bekal makanan dan minuman, karena area ini belum memiliki fasilitas warung yang memadai.
Jangan lupa juga membawa peralatan kemah jika Anda ingin bermalam di sini.