Matahari pagi bersinar hangat ketika saya menginjakkan kaki di Gunung Geger, sebuah bukit ikonis di Kabupaten Bangkalan, Madura. Perjalanan saya dimulai dari kota Bangkalan, menempuh sekitar 30 kilometer ke arah tenggara.
Meski perjalanan sedikit melelahkan, begitu tiba di Desa Geger, rasa lelah saya terbayar lunas oleh suasana alam yang menenangkan dan cerita-cerita sejarah yang menghidupkan imajinasi.
Jejak Sejarah di Balik Keindahan Bukit Geger
Gunung Geger bukan sekadar bukit biasa. Tempat ini memiliki akar sejarah yang begitu kuat dalam tradisi masyarakat Madura. Menurut penuturan warga setempat, tempat ini dipercaya sebagai lokasi pertama kehidupan manusia di Pulau Madura.
Saya berhenti sejenak di Palenggiyan, sebuah situs batu yang dipercaya sebagai tempat semedi Dewi Ratna Rorogung, atau yang lebih dikenal sebagai Potre Koneng.
Dari cerita masyarakat, saya mengetahui bahwa Potre Koneng dan suaminya, Patih Pranggulan dari Kerajaan Medang, adalah dua tokoh legendaris yang terdampar di Planggiran—tumpukan batu karang di Bukit Geger—saat mereka mengarungi lautan.
Duduk di Palenggiyan, saya bisa membayangkan Potre Koneng yang bersemedi, memohon petunjuk dan kekuatan di tengah kesunyian.
Suara angin yang berhembus perlahan seolah mengisahkan ulang cerita-cerita masa lalu yang kini menjadi bagian dari identitas Madura.
Menelusuri Goa-goa Mistis yang Penuh Cerita
Dari Palenggiyan, perjalanan saya berlanjut ke salah satu daya tarik utama Gunung Geger: lima goa alami yang sarat makna. Saya pertama kali mengunjungi Goa Petapan, yang disebut sebagai tempat semedi bagi mereka yang mencari pencerahan. Energi spiritual begitu terasa di sini, membuat suasananya terasa mistis sekaligus menenangkan.
Goa kedua yang saya kunjungi adalah Goa Pancong Pote. Warga setempat menyarankan agar saya datang setelah hujan reda. Ternyata, benar saja. Saya melihat fenomena luar biasa—air yang mengalir di dalam goa ini tampak seperti pelangi. Warga menyebutnya sebagai “air tujuh warna.” Pemandangan ini benar-benar memukau dan terasa magis.
Selain dua goa ini, masih ada Goa Potre, Goa Planangan, dan Goa Olar. Masing-masing memiliki kisahnya sendiri.