Tangkis Laut di Bangkalan Rusak, Anggota Komisi V Desak Pemerintah Lakukan Perbaikan Serius

Bangkalan – Kondisi tangkis laut di lima kecamatan pesisir Bangkalan semakin memprihatinkan. Puluhan kilometer tangkis laut rusak parah akibat terjangan ombak, dan ironisnya, kerusakan ini sudah berlangsung puluhan tahun tanpa perbaikan signifikan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga saat ini di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

H. Syafiuddin, anggota Komisi V DPR RI dari Dapil Madura, mengungkapkan bahwa persoalan ini telah dia usulkan sejak awal dilantik menjadi anggota DPR RI. Namun, hingga kini, belum ada respons serius dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Sejak awal periode di Komisi V DPR RI, saya sudah mengusulkan perbaikan tangkis laut ini ke Kementerian PUPR, tetapi belum ada tindak lanjut serius. Ini sangat mengkhawatirkan, terutama di musim penghujan, ketika ombak semakin besar dan kerusakan semakin parah,” ujar Syafiuddin, Selasa (19/11).

Kerusakan tangkis laut ini berdampak luas, mencakup jalan, jembatan, areal persawahan, hingga sektor pariwisata.

“Abrasi merusak jalan, menghancurkan pertanian, bahkan melemahkan ekonomi masyarakat pesisir. Banyak tempat wisata bahari dan usaha kuliner di kawasan pantai yang kini sepi pengunjung akibat kondisi ini,” tambah Syafiuddin.

Dia mendesak Menteri PUPR, Dody Hanggodo, untuk memberikan perhatian khusus terhadap infrastruktur pesisir di Madura, terutama di Bangkalan. Syafiuddin juga menyoroti keterbatasan APBD Bangkalan yang tidak mampu menangani masalah ini tanpa dukungan dana dari APBN.

“Tanpa sentuhan dari Kementerian PU, itu (tangkis laut) tidak bisa diperbaiki, karena kemampuan APBD Bangkalan sangat minim, termasuk di 3 kabupaten lainnya di Madura, yaitu Sampang, Pamekasan, dan Sumenep,” pungkasnya.

Tangkis Laut Rusak di Lima Kecamatan

Rizal Mardiansyah, Kepala Dinas PUPR Bangkalan, mengonfirmasi bahwa kerusakan tangkis laut terjadi di Lima Kecamatan, yakni Kecamatan Modung, Kwanyar, Socah, Sepulu, dan Tanjung Bumi. Total kerusakan mencapai puluhan kilometer, dengan beberapa titik mengalami kerusakan berat.

“Kerusakan paling parah terjadi di Desa Pangpajung, Kecamatan Modung, di mana abrasi telah menghancurkan jalan, jembatan, dan areal permukiman serta persawahan,” imbuhnya.