Salah satu penyebabnya adalah tingginya penggunaan gadget sejak dini.
“Pada catatan terakhir hasil pemeriksaan kami bersama sekolah, sebanyak 64 dari 285 anak-anak di Madura telah mengalami kelainan refraksi. Ini merupakan kondisi yang sangat gawat karena jika tidak segera terdeteksi dan ditangani, dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang dan belajar anak,” jelasnya.
Seiring dengan tema World Sight Day Tahun ini, “Children, Love Your Eyes”, Eyelink Group menggagas kampanye Melihat #LebihJelas bersama RS & Klinik Mata KMU, Optik Natamata, dan National Eye Center.
Kampanye ini berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak dini, dengan turun ke jalan selama bulan Oktober.
“Deteksi dini dan edukasi yang tepat memungkinkan orang tua untuk mencegah dampak negatif gadget dan memastikan anak-anak tumbuh dengan penglihatan yang sehat, mendukung perkembangan fisik, mental, dan akademis mereka,” tambah dr. Fitria.
Ia juga menyarankan orang tua untuk melakukan pemeriksaan mata rutin setiap enam bulan sekali. Jika ditemukan gangguan penglihatan, anak harus segera diberikan kacamata agar penglihatannya lebih jelas, mengurangi risiko mata malas, serta mencegah gangguan penglihatan lebih lanjut.
Satu pemikiran pada “Kampanye Tes Penglihatan Pada World Sight Day, Prihatin Kasus Gangguan Penglihatan Pada Anak”