Kepala Desa Lerpak, Beikuni, menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa KKN. Menurutnya, inovasi tersebut dapat menjadi langkah awal dalam mengatasi keterbatasan infrastruktur desa.
“Ke depan, potensi ini dapat dikembangkan dan dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa,” katanya.
Proses pengolahan dilakukan secara tradisional dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan kerja. Mahasiswa mempelajari teknik pengolahan melalui literatur, sumber daring, serta pengetahuan lokal masyarakat.
Selain itu, mereka juga mengajukan permohonan pembelajaran ke SKK Migas Surabaya wilayah Jawa–Bali–Nusa Tenggara.Pengolahan minyak lantung dimulai pada 29 November 2025 menggunakan tungku tanah liat dan drum besi.
Minyak hasil pemanasan dialirkan melalui pipa menuju sistem pendingin sebelum ditampung sebagai hasil olahan.Pada Minggu (14/12/2025), mahasiswa memaparkan hasil sementara kepada dosen pembimbing dan pimpinan STAIDA dengan memperlihatkan sampel solar hasil olahan serta aspal setengah jadi yang masih dalam tahap pengembangan.
Ketua STAIDA, Umar Zakka, menilai inovasi tersebut mencerminkan peran mahasiswa dalam menjawab persoalan masyarakat melalui pendekatan ilmiah dan berbasis potensi lokal.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN menjadwalkan sosialisasi kepada masyarakat Desa Lerpak pada Rabu (17/12/2025) di kediaman Kepala Desa setempat guna memperkenalkan proses pengolahan serta peluang pengembangannya ke depan.






