Di sisi lain, menyerang Persebaya juga bukan ide yang brilian. Dengan bek-bek tangguh seperti Leo Lelis dan lini tengah yang bisa dengan cepat merebut bola dan melakukan transisi, Madura United berisiko terekspos di lini belakang.
Jadi, apa yang bisa dilakukan? Tidak banyak. Mungkin hanya berharap Persebaya sedang “libur main bagus” malam ini.
Krisis Mentalitas di Madura United
Satu hal yang sering menjadi masalah bagi Madura United adalah mentalitas. Ketika tekanan tinggi, mereka sering kali goyah. Dalam derby, tekanan akan berlipat ganda, terutama di hadapan ribuan pendukung Persebaya yang fanatik.
Ini bukan sekadar pertandingan biasa; ini adalah perang harga diri. Sayangnya, Madura United sering kali gagal menunjukkan karakter yang diperlukan untuk laga seperti ini.
Melawan tim seperti Persebaya, yang bermain dengan percaya diri dan tanpa beban, Madura United perlu lebih dari sekadar strategi. Mereka membutuhkan pemain yang bisa berdiri di bawah tekanan, membuat keputusan cerdas, dan—penting—memiliki keinginan kuat untuk menang.
Siapa yang Bisa Menjadi Penentu?
Jika Madura United berharap mendapatkan hasil positif, mereka membutuhkan pemain-pemain kunci untuk tampil luar biasa. Nama-nama seperti Hugo Gomes atau Beto Gonçalves harus muncul ke permukaan.
Tapi masalahnya adalah konsistensi. Dalam beberapa pertandingan terakhir, para pemain Madura United ini sering gagal tampil sesuai ekspektasi. Sebaliknya, Persebaya punya sederet pemain yang tidak hanya konsisten tetapi juga klinis.
Paulo Victor, Ze Valente, hingga Sho Yamamoto adalah nama-nama yang sudah terbukti mampu mengubah jalannya pertandingan. Jika Madura United tidak bisa menutup ruang untuk mereka, maka kita sudah tahu bagaimana akhir ceritanya.
Realitas yang Pahit
Mari kita realistis, derby Suramadu ini, seperti yang sudah-sudah, kemungkinan besar akan menjadi panggung bagi Persebaya untuk kembali menunjukkan superioritasnya.
Bagi Madura United, ini mungkin akan menjadi momen untuk “berkaca” lagi, mencari tahu apa yang salah dan mengapa mereka terus menjadi tim yang tidak bisa diandalkan di laga besar. Bagi Paulo Menezes, ini adalah ujian besar. Jika dia gagal membawa timnya meraih hasil positif, maka tidak ada alasan lagi untuk terus bersembunyi di balik alasan “adaptasi” atau “persiapan”.